Jembatan Wheatstone adalah rangkaian jembatan yang paling sederhana dan paling umum.
[1] Rangkaian ini digunakan dalam aplikasi pengkondisi sinyal dimana
transduser mengubah tahanan dengan perubahan
variabel dinamik.
[1] Beberapa modifikasi dari jembatan dasar ini juga dipakai untuk aplikasi spesifik lainnya.
[1] Dalam aplikasi paling modern,
detektor setimbang adalah
amplifier diferensial impedansi input sangat tinggi.
[1] Dalam beberapa kasus, Galvanometer yang sensitif dengan impedansi yang relatif rendah bisa digunakan, khususnya untuk
kalibrasi atau instrumen-instrumen pengukuran tunggal.
[1]
Penjelasan Tentang Jembatan Wheatstone
Rangkaian Jembatan Wheatstone merupakan rangkaian yang terdiri dari
resistor dan catu daya (power supply).
[2] Jembatan wheatstone sendiri adalah rangkaian jembatan yang pada umunya digunakan untuk mengukur presisi tahanan dengan nilai 1
ohm sampai dengan
mega ohm.
[2] Pada umumnya rangkaian jembatan wheatstone banyak digunakan untuk menghitung
resistansi yang tidak diketahui dengan bantuan dari rangkaian jembatan.
[2]
Dua kaki yang terdapat pada rangkaian wheatstone harus disimpan
seimbang dan satu kaki yang lainnya termasuk resistansi yang tidak di
ketahui.
[2]
Prinsip dasar dari jembatan wheatstone adalah keseimbangan.
Sifat umum dari arus listrik adalah arus akan mengalir menuju polaritas
yang lebih rendah. Jika terdapat persamaan polaritas antara kedua titik
maka arus tidak akan mengalir dari kedua titik tersebut. Dalam
rangkaian dasar jembatan wheatstone penghubung kedua titik tadi disebut sebagai jembatan wheatstone.
Rangkaian Hambatan Jembatan Wheatstone –
Ada lho sobat rangkaian hambatan yang tidak bisa ditentukan hambatan
penggantinya kalau cuma dengan
rumus susunan hambatan seri maupun pararel. Rangkaian hambatan ini disebut dengan
Wheatstone Bridge
atau jembatan wheatstone. Rangkaian ini digunakan utuk menyederhanakan
susunan hambatan yang pada awalnya tidak dapat disederhankan secara
pararel maupun seri. Ada cerita menarik dibalik sejarah Wheatstone.
Ternyata jembatan wheatstone tidak ditemukan oleh
Sir Charles Wheatstone
melainkan oleh Samuel Hunter Cristie pada tahun 1833. Dinamakan
wheatstone karena yang berperan besar mempopulerkan rangkaian ini adalah
Sir Charles Wheatstone.
Gambar di bawah ini meski bentuknya aga berbeda tapi sejatinya sama. Gambar tersebut merupakan susunan jembatan Wheatstone.
3 rangkaian sama tapi bentuk berbeda
Bagiaman Menentukan Hambatan Pengganti?
Untuk mendapatkan besarnya hambatan
pengganti pada susunan hambatan jembatan Wheatstone sobat bisa
menggunakan aturan dan rumus berikut:
1. Apabila perkalian silang antara R1
dan R3 sama dengan R2 dan R4 maka R5 (hambatan yang ditengah) dapat
diabaikan sehingga sobat tinggal menjumlah secara seri kemudian
dipararelkan.
Hambatan di Tengah Ditiadakan
Setelah hambatan tengah dianggap tidak ada gunakan prinsip seri-pararel untuk menmukan besarnya hambatan pengganti.
2. Jika perkalian silang antar R1 dan R3 tidak sama dengan perkalian
antara R2 dan R4, maka hambatan itu harus diganti dengan hambatan baru
sehingga susunan hambatannya menjadi seperti tampak pada gambar di bawah
ini.
Henggantian Hambatan (amati letak Ra, Rb, dan Rc)
Keterangan
R1, R2, dan R5 masing-masing diganti dengan Ra, Rb, dan Rc. Sehingga susunan menjadi tampak seperti gambar di bawah ini.
Rumusnya
R
a = R
1 . R
2 / (R
1 + R
2 + R
2)
R
2 = R
1 . R
5 / (R
1 + R
2 + R
2)
R
3 = R
2 . R
5 / (R
1 + R
2 + R
2)
JEMBATAN WHEATSTONE
A.
Tujuan
Menentukan nilai suatu hambatan yang tidak diketahui dengan nilai
metode jembatan
B.
Dasar Teori
Rangkaian
jembatan secara luas telah digunakan dalam beberapa pengukuran niai suatu
komponen seperti: rasistansi, induktansi, dan kapasitansi serta
parameter-parameter rangkaian lainnya yang diperoleh langsung dari nilai
komponnya seperti frekuensi, sudut fasa, dan temperatur.
Karena
rangkaian jembatan hanya membandingkan antara nilai komponen yang belum
diketahui dengan komponen standar yang telah diketahui nilainya, maka akurasi
pengukurannya menjaid hal yang sangat penting, terutama pada pembacaan
pengukuran perebandingannya yang hanya
didasarkan pada sebuah indikator NOL pada kesetimbangan jembatan.
Jembatan DC
bertipe NOL dikenal dengan nama Jembatan Wheatstone, dengan empat lengan yang
terdiri dari sebuah hambatan yang belum diketahui nilainya (Rx), dua hambatan
yang bernilai sama (R2 dan R3) serta hambatan variabel (Rv). Tegangan DC
ditempatkan diantara titik AC serta hambatan variabel diatur sedemikian rupa
sehingga tegangan yang terukur pada titik BD sama dengan nol. Titik nol ini
biasanya diukur dengan galvanometer yang mempunyai sensitivitas tinggi. (Pramono,
2014).
Jembatan Wheatstone
adalah alat ukur yang ditemukan oleh Samuel Hunter Christie pada 1833 dan
meningkat kemudian dipopulerkan oleh Sir Charles Wheatstone pada tahun 1843.
Ini digunakan untuk mengukur suatu yang tidak diketahui hambatan listrik dengan
menyeimbangkan dua kali dari rangkaian jembatan, satu kaki yang mencakup
komponen diketahui kerjanya mirip dengan aslinya potensiometer. Jembatan
Wheatstone adalah suatu alat pengukur, alat ini dipergunakan untuk memperoleh
ketelitian dalam melaksanakan pengukuran terhadap suatu tahanan yang nilainya
relatif kecil sekali umpamanya saja suatu kebocoran dari kabel tanah/
kartsluiting dan sebagainya. Jembatan Wheatstone adalah alat yang paling umum
digunakan untuk pengukuran tahanan yang teliti dalam daerah 1 sampai 100.000 Ω.
Jembatan Wheatstone terdiri dari tahanan R1, R2, R3,
dimana tahanan tersebut merupakan tahanan yang diketahui nilainya dengan teliti
dan dapat diatur (Dedy, 2012).
Yonathan
Andrianto Suroso, memaparkan beberapa hukum dasar
rangkaian listrik yang berhubungan dengan jembatan wheatstone:
1. Hukum Ohm
Hukum Ohm menyatakan “Jika suatu arus listrik melalui suatu
penghantar, maka kekuatan arus tersebut adalah sebanding-larus dengan tegangan
listrik yang terdapat diantara kedua ujung penghantar tadi”. Hukum ini
dicetuskan oleh Georg Simon Ohm.
Secara matematis, hukum Ohm ini dituliskan:
V = I . R atau I = V/R
Dimana
I : arus listrik yang
mengalir pada suatu penghantar (Ampere)
V : tegangan listrik
yang terdapat pada kedua ujung penghantar (Volt)
R : hambatan listrik
yang terdapat pada suatu penghantar (Ohm)
2. Hukum Kirchoff I
Dipertengahan abad 19, Gustav Robert Kichoff (1824-1887) menemukan cara
untuk menentukan arus listrik pada rangkaian bercabang yang kemudian dikenal
dengan hukum Kirchoff. Hukum Kirchoff berbunyi “Jumlah kuat arus yang masuk
dalam titik percabangan sama dengan jumlah kuat arus yang keluar dari titik
percabangan.” Jumlah I masuk = I keluar.
3. Hukum Kirchoff II
Hukum Kirchoff II berbunyi: “Dalam rangkaian tertutup, jumlah aljabar GGL
(E) dan jumlah penurunan potensial sama dengan nol.”
Maksud dari jumlah penurunan potensial sama dengan nol adalah tidak adanya
energilistrik yang hilang dalam rangkaian tersebut atau dalam arti semua energi
bisadigunakan atau diserap.Rangkaian Jembatan Wheatstone adalah susunan dari 4
buah hambatan, yangmana dua dari hambatan tersebut adalah hambatan variabel dan
hambatan yang belumdiketahui besarnya yang disusun secara seri satu sama lain
dan pada 2 titik diagonalnya dipasang sebuah galvanometer dan pada 2 titik
diagonal lainnya diberikansumber tegangan. Dengan mengatur sedemikian rupa
besar hambatan variabelsehingga arus yang mengalir pada Galvanometer = 0, dalam
keadaan ini jembatandisebut seimbang, sehingga sesuai dengan hukum Ohm berlaku
persamaan:
R1 . R2 = R3 . Rx
Persamaan tersebut bila dijabarkan akan menjadi sebagai berikut:
R1 . R2 = R3 . Rx
Rx =
. R1
Bila nilai R 1dan
R 3 diganti dengan panjang kawat L1dan L2 maka rumus di atas dapat ditulis
sebagai berikut:
Rx =
. Rv
Dengan:
Rv: hambatan variabel disebut juga sebagai lengan standar
R2 dan R3: kawat hambatan dan disebut sebagai lengan perbandingan
Hadi Pramono (2014: 92), menjelaskan jika R2 dan R3
menyatakan hambatan pada kawat dengan panjang L1 dan L2, maka dapat juga
ditulis dengan:
Rx = Rv
C.
Alat dan Bahan
1.
Jembatan
wheatstone
2.
Power
supplay AC-DC 12 volt
3.
Besic
meter
4.
Rheostart
10 ohm – 3 ohm
5.
Kawat
homogen
6.
Kabel-kabel
7.
Resister
variabel
D.
Langkah Kerja
1.
Susunlah
rangkaian percobaan!
2.
Sebelum
rangkai dihubungkan dengan sumber tegangan, konsultasikan kepada asisten apakah
susunan rangkaian sudah benar atau belum.
3.
Geserlah
kontak logam yang tehubungan dengan kawat ke kanan atau ke kiri, sedmikian
hingga jarum galvanometer menunjukan
angka nol.
4.
Ukurlah
panjang kawat yang ada disebelah kiri dan sebelah kanan kontak logam.
5.
Ubah-ubahlah
nilai resister variabel, untuk mendapatkan hasil yang berbeda. Kemudian geser
kontak logam ke kanan atau ke kiri hingga jarum golvanometer menunjukan angka
nol. Ukur panjang kawat sebelah kanan dan sebelah kiri logam.
6.
Gantilah
resister Rx dengan yang lain. kemudian lakukan seperti langkah 1 – 5.
E.
Hasil Pengamatan
1.1.Tabel Pengamatan
No
|
V
|
Besic meter
|
I
|
L1 (m)
|
L2 (m)
|
Rv
|
Rx
|
1
|
3V
|
1 A
|
99 Ω
|
0,52 m
|
0,48 m
|
0,03 Ω
|
0,0325 Ω
|
|
5 A
|
19,6 Ω
|
0,54 m
|
0,46 m
|
0,153 Ω
|
0,179 Ω
|
2
|
6V
|
1 A
|
57 Ω
|
0,73 m
|
0,27 m
|
0,105 Ω
|
0,283 Ω
|
|
5 A
|
16,2 Ω
|
0,65
|
0,35 m
|
0,37 Ω
|
0,687 Ω
|
3
|
9V
|
1 A
|
35 Ω
|
0,02
|
0,98 m
|
0,257 Ω
|
0,005 Ω
|
|
5 A
|
16,8 Ω
|
0,81
|
0,19 m
|
0,535 Ω
|
2,28 Ω
|
1.2.Perhitungan
1.
Percobaan 1
a.
Dik:
v = 3v . 1A
I =
=
= 99
L2
= 0,48 m
L1
= 0,52 m
Rv =
=
= 0,03 Ω
Dit:
Rx?
Jawab:
Rx = Rv
= 0,03
= 0,0325 Ω
b.
Dik:
v = 3v . 5A
I =
=
= 19,6
L2
= 0,46 m
L1
= 0,54 m
Rv =
=
= 0,153 Ω
Dit:
Rx?
Jawab:
Rx = Rv
= 0,53
= 0,179 Ω
a.
Dik:
v = 6v . 1A
I =
=
= 57
L2
= 0,27 m
L1
= 0,73 m
Rv =
=
= 0,105 Ω
Dit:
Rx?
Jawab:
Rx = Rv
= 0,105
= 0,283 Ω
b.
Dik:
v = 6v . 5A
I =
=
= 16,2
L2
= 0,35 m
L1
= 0,65 m
Rv =
=
= 0,37 Ω
Dit:
Rx?
Jawab:
Rx = Rv
= 0,37
= 0,687 Ω
a.
Dik:
v = 9v . 5A
I =
=
= 35
L2
= 0,98 m
L1
= 0,02 m
Rv =
=
= 0,257 Ω
Dit:
Rx?
Jawab:
Rx = Rv
= 0,105
= 0,005 Ω
b.
Dik:
v = 9v . 5A
I =
=
= 16,8
L2
= 0,19 m
L1
= 0,81 m
Rv =
=
= 0,535 Ω
Dit:
Rx?
Jawab:
Rx = Rv
= 0,535
= 2,28 Ω
F.
Pembahasan
Jembatan wheatstone merupakan alat untuk mengukur
suatu yang tidak diketahui hambatan listrik dengan menyeimbangkan dua kali dari
rangkaian jembatan, juga untuk memperoleh ketelitian dalam melaksanakan
pengukuran terhadap suatu tahanan yang nilainya relatif kecil sekali. Oleh
karena iu pada prktikum kali ini adalah bertujuan untuk menentukan nilai suatu hambatan yang tidak diketahui dengan nilai
metode jembatan. dilakukan pula dengan enam pengamatan, yaitu 3 volt, 6 volt
dan 9 volt dari sumber hambatan atau power supplay dengan masing-masing
1 A dan 5 A.
Sebelum dilakukan pastikan rangkaian
tersusun dengan benar. Untuk mencari nilai Rx, terlebih dahulu dicari I dan Rv.
Untuk mencari I kumparan pada Rheostart tidak tertempel. Dan setelah didapat
dapat dihitung dengan rumus I =
, 100 itu
sendiri adalah jumlah nilai pada basic mater dan dikurangi nilai yang telah
didapat, lalu dibagi dengan arus. Arus masing-masing sudah dijelaskan diatas
yaitu, 1 A dan 5 A. Sementara untuk Rv didapat dengan rumus: Rv =
. dan setelah keduanya didapat, barulah
mencari Rx-nya.
Untuk menentukan hambatan yang dimiliki oleh resistor,
dengan rangkaian jembatan wheatstone ini, terlebih dahulu mengatur kontak geser
dari kabel hitam yang tak terpakai kemudian digeser-geserkan pada kawat
sedemikian rupahingga skala yang ditunjuk oleh besic meter adalah nol. Setelah
ditemukan titik lokasi tersebut, dapat ditentukan nilai L1 dan
L2. L1 yang didapat ternyata bernilai besar, sedangkan L2
bernilai kecil. Ketika menentukan I, kumparan rheostart tidak tertempel,
sementara untuk mencari L1 dan l2 kumparan pada rheostart ditempelkan. Nilai
yang dicari adalah harus menunjukan pada angka nol. Karena jembatan dikatakan
setimbang jika beda potensial pada basic meter sama dengan nol (0 volt)
sehingga tidak ada arus yang melalui basic meter tersebut. Untuk nilai L1 diketahui berada sumber hambatan atau power
supplay, sedangkan L2 jauh dengan sumber tersebut.
Dari pengamatan di atas sesuai dengan hukum kischoff I
yang mengatakan Dalam rangkaian tertutup, jumlah aljabar GGL (E) dan jumlah
penurunan potensial sama dengan nol. Setelah menunjukan angka nol, dalam
menentukan nilai L2 dan L1 ditentukan dengan cara: L2 = 100 – L1, karena terdapat
hubungan yaitu L1 + L2 adalah panjang kawat penghantar yang dipakai yaitu 1
meter (100 cm). Untuk menghitung nilai hambatan yang belum diketahui besarnya,
maka menggunakan persamaan yang berkaitan dengan hukum Ohm: Rx = Rv
. Maka didapat nilai Rx 3 volt pada 1 A dan 5
A masing-masing adalah 0,0325 Ω dan 0,0179 Ω. Nilai Rx 6 volt pada 1 A dan 5 A
masing-masing adalah 0,283 Ω dan 0,687 Ω. Dan nilai Rx 9 volt pada 1 A dan 5 A
masing-masing adalah 0,005 Ω dan 2,28 Ω.
Dari perhitungan di atas, bisa dikatakan bahwa bila
semakin besar hambatan (volt) pada arus 1 A, maka nilai Rx semakin kecil.
Sedangkan, bila semakin besar hambatan pada arus 5 A, nilai Rx yang didapat
semakin besar pula. Dengan demikian, arus mempengaruhi nilai Rx tersebut.
Sementara hukum Ohm mengatakan, jika suatu arus listrik
melalui suatu penghantar, maka kekuatan arus tersebut adalah sebanding larus
dengan tegangan listrik yang terdapat diantara kedua ujung penghantar tadi.
Dalam praktikum tentang jembatan wheatstone ini, baik
dalam pelaksanaan maupun dalam pengolahan tidak terpisahkan dari
kesalahan-kesalahan tertentu yang mungkin terjadi. Di antaranya ketidaktelitian
pada saat mengukur panjang kawat yang dipakai, ketidaktelitian pada saat
mengamati basic meter dan menentukan L1 dan L2 dengan
kontak geser yang terhubung pada basic meter. Kerusakan pada alat-alat
praktikum yang digunakan dan penyusunan rangkaian resisitor maupun rangkaian
pada alat jembatan wheatstone yang tidak tepat
G.
Kesimpulan
Dari percobaan praktikum dan perhitungan di
atas dapat ditarik kesemipulan, bahwa suatu
hambatan yang tidak diketahui dengan nilai metode jembatan dengan menggunakan rumus: Rx = Rv
sehingga didapat nilai Rx 3 volt pada 1
A dan 5 A masing-masing adalah 0,0325 Ω dan 0,0179 Ω. Nilai Rx 6 volt pada 1 A
dan 5 A masing-masing adalah 0,283 Ω dan 0,687 Ω. Dan nilai Rx 9 volt pada 1 A
dan 5 A masing-masing adalah 0,005 Ω dan 2,28 Ω.
DAFTAR PUSTAKA
Dedi. 2012. “jembatan wheatstone”
http://dedy4brother.blogspot.com/2012/05/je
mbatan-wheatstone.html diakses pada 17 April 14
Pramono, Hadi. 2014. Panduan Praktikum Semester 2. Cirebon: Pusat
Labolatorium IAIN
Suroso,Yonanthan Andrianto. “Laporan Praktikum Disika Dasar II
Jembatan
Wheatstone.” http://www.scribd.com/doc/145342454/Laporan-Praktikum-
Fisika-Dasar-II-JEMBATAN-WHEATSTONE diakses pada 17
April 14
Tugas Pendahuluan
1. Jelaskan apa kegunaan dari “Rangkaian Jembatan Wheatstone“ dan
bagaimana prinsip bekerjanya jembatan wheatstone tersebut !
Jawaban :
Jembatan Wheatstone umumnya digunakan untuk memperoleh ketelitian dalam
melaksanakan pengukuran terhadap suatu tahanan yang nilainya relative
kecil sekali umpamanya saja suatu kebocoran dari kabel tanah/
kortsluiting dan sebagainya dan merupakan suatu susunan rangkaian
listrik untuk mengukur suatu tahanan yang tidak diketahui harganya
(besarannya). Kegunaan dari Jembatan Wheatstone adalah untuk mengukur
nilai suatu hambatan dengan cara arus yang mengalir pada galvanometer
sama dengan nol (karena potensial ujung-ujungnya sama besar). Sehingga
dapat dirumuskan dengan perkalian silang.
Cara kerjanya adalah sirkuit listrik dalam empat tahanan dan sumber
tegangan yang dihubungkan melalui dua titik diagonal dan pada kedua
diagonal yang lain dimana galvanometer ditempalkan seperti yang
diperlihatkan pada jembatan wheatstone.
2. Apa yang dimaksud dengan Koefisen Temperatur dari sebuah penghantar
dan apakah setiap penghantar mempunyai Koefisien Temperatur?
Jawaban :
Koefisien Temperatur adalah Nilai tetap yang berpengaruh terhadap
variable dependent (variable yang dicari pada rumus).
Nilai tetap ini berubah-ubah sesuai dengan besar temperatur.
Setiap penghantar memiliki koefisien temperatur tetapi ada penghantar
yang sudah diketahui berapa nilai koefisien temperaturnya dan ada juga
yang belum diketahui.
Dalam suatu bahan akan mengalami perubahan volume bila terjadi perubahan
temperatur. Bahan akan memuai jika temperatur suhu naik dan akan
menyusut jika temperatur suhu turun.
3. Dari sifat menghantar listriknya penghantar dapat di bagi menjadi :
Konduktor, Isolator, Semikonduktor dan Super Konduktor, jelaskan
bagaimana sifat-sifat dari penghantar tersebut, dan tuliskan beberapa
contoh pemakaiannya dalam kehidupan sehari-hari?
Jawaban :
Penghantar memiliki sifat-sifat penting, yaitu:
a. Daya Hantar Listrik
Arus yang mengalir dalam suatu penghantar selalu mengalami hambatan dari
penghantar itu sendiri. Besar hambatan tersebut tergantung dari
bahannya. Besar hambatan tiap meternya dengan luas penampang 1mm2 pada
temperatur 200C dinamakan hambatan jenis.
b. Koefisien Temperatur Hambatan
Telah kita ketahui bahwa dalam suaut bahan akan mengalami perubahan
volume bila terjadi perubahan temperatur. Bahan akan memuai jika
temperatur suhu naik dan akan menyusut jika temperatur suhu turun.
c. Daya Hantar Panas
Daya hantar panas menunjukkan jumlah panas yang melalui lapisan bahan
satuan waktu. Diperhitungkan dalam satuan KKa/Jam 0C. terutama
diperhitungkan dalam pemakaian mesin listrik beserta perlengkapannya.
Pada umumnya logam mempunyai daya hantar panas yang tinggi.
d. Daya Tegangan Tarik
Sifat mekanis bahan sangat penting, terutama untuk hantaran diatas
tanah. Oleh sebab itu, bahan yang dipakai untuk keperluan tersebut harus
ketahui kekuatannya. Terutama menyangkut penggunaan dalam
pedistribusian tegangan tinggi.
e. Timbulnya daya Elektron-motoris Termo
Sifat ini sangat penting sekali terhadap dua titik kontak yang terbuat
dari dua bahan logam yang berlainan jenis, karena dalam suatu rangkaian,
arus akan menimbulkan daya elektro-motoris termo tersendiri bila
terjadi perubahan temperatur suhu.
contoh penerapan dalam kehidupan sehari-hari :
a) semikonduktor : digunakan dalam processor komputer
Bahan-bahan yg termasuk semikonduktor adalah : Silikon (Si) ,
germanium(Ge), Baron(B), dan Arsenik (As).
b) konduktor : untuk pembuatan kabel listrik
misalnya :besi, aluminium, tembaga, dsb.
c) isolator :
-pemisah antara konduktor tanpa membuat adanya arus mengalir ke luar
atau antara konduktor yang memiliki tegangan sehingga
peralatan-peralatan elektronik seprti TV, AC, radio dan lain sebagainya
bisa dioperasikan.
- Dalam dunia kelistrikan dipergunakan untuk menamai alat yang digunakan
untuk menyangga kabel transmisi listrik pada tiang listrik.
-Dalam dunia elektronika yaitu Beberapa bahan, seperti kaca, kertas,
atau Teflon merupakan bahan isolator yang sangat bagus. Beberapa bahan
sintetis masih "cukup bagus" dipergunakan sebagai isolator kabel.
Contohnya plastik atau karet.
d) Superkonduktor : magnet yang digunakan pada mesin MRI
4. Apa yang dimaksud dengan NTC dan PTC pada sebuah penghantar
semikonduktor, jelaskan beserta gambar grafiknya
Jawaban :
PTC dan NTC merupakan resistor yang bergantung atau peka terhadap
perpubahan temperatur, dan sering disebut sebagai thermistor. NTC
(negative temperature coefficient) resistansinya akan semakin kecil bila
temperaturnya naik dan makin besar besar bila temperaturnya turun.
Sebaliknya PTC (positive temperature coefficient), resistensi akan
semakin besar bila temperatur naik dan semakin kecil bila temperatur
turun.
grafik antara nilai temperatur dan nilai resistansi
Make Money at :
http://bit.ly/best_tip
Tugas Pendahuluan
1. Jelaskan apa kegunaan dari “Rangkaian Jembatan Wheatstone“ dan
bagaimana prinsip bekerjanya jembatan wheatstone tersebut !
Jawaban :
Jembatan Wheatstone umumnya digunakan untuk memperoleh ketelitian dalam
melaksanakan pengukuran terhadap suatu tahanan yang nilainya relative
kecil sekali umpamanya saja suatu kebocoran dari kabel tanah/
kortsluiting dan sebagainya dan merupakan suatu susunan rangkaian
listrik untuk mengukur suatu tahanan yang tidak diketahui harganya
(besarannya). Kegunaan dari Jembatan Wheatstone adalah untuk mengukur
nilai suatu hambatan dengan cara arus yang mengalir pada galvanometer
sama dengan nol (karena potensial ujung-ujungnya sama besar). Sehingga
dapat dirumuskan dengan perkalian silang.
Cara kerjanya adalah sirkuit listrik dalam empat tahanan dan sumber
tegangan yang dihubungkan melalui dua titik diagonal dan pada kedua
diagonal yang lain dimana galvanometer ditempalkan seperti yang
diperlihatkan pada jembatan wheatstone.
2. Apa yang dimaksud dengan Koefisen Temperatur dari sebuah penghantar
dan apakah setiap penghantar mempunyai Koefisien Temperatur?
Jawaban :
Koefisien Temperatur adalah Nilai tetap yang berpengaruh terhadap
variable dependent (variable yang dicari pada rumus).
Nilai tetap ini berubah-ubah sesuai dengan besar temperatur.
Setiap penghantar memiliki koefisien temperatur tetapi ada penghantar
yang sudah diketahui berapa nilai koefisien temperaturnya dan ada juga
yang belum diketahui.
Dalam suatu bahan akan mengalami perubahan volume bila terjadi perubahan
temperatur. Bahan akan memuai jika temperatur suhu naik dan akan
menyusut jika temperatur suhu turun.
3. Dari sifat menghantar listriknya penghantar dapat di bagi menjadi :
Konduktor, Isolator, Semikonduktor dan Super Konduktor, jelaskan
bagaimana sifat-sifat dari penghantar tersebut, dan tuliskan beberapa
contoh pemakaiannya dalam kehidupan sehari-hari?
Jawaban :
Penghantar memiliki sifat-sifat penting, yaitu:
a. Daya Hantar Listrik
Arus yang mengalir dalam suatu penghantar selalu mengalami hambatan dari
penghantar itu sendiri. Besar hambatan tersebut tergantung dari
bahannya. Besar hambatan tiap meternya dengan luas penampang 1mm2 pada
temperatur 200C dinamakan hambatan jenis.
b. Koefisien Temperatur Hambatan
Telah kita ketahui bahwa dalam suaut bahan akan mengalami perubahan
volume bila terjadi perubahan temperatur. Bahan akan memuai jika
temperatur suhu naik dan akan menyusut jika temperatur suhu turun.
c. Daya Hantar Panas
Daya hantar panas menunjukkan jumlah panas yang melalui lapisan bahan
satuan waktu. Diperhitungkan dalam satuan KKa/Jam 0C. terutama
diperhitungkan dalam pemakaian mesin listrik beserta perlengkapannya.
Pada umumnya logam mempunyai daya hantar panas yang tinggi.
d. Daya Tegangan Tarik
Sifat mekanis bahan sangat penting, terutama untuk hantaran diatas
tanah. Oleh sebab itu, bahan yang dipakai untuk keperluan tersebut harus
ketahui kekuatannya. Terutama menyangkut penggunaan dalam
pedistribusian tegangan tinggi.
e. Timbulnya daya Elektron-motoris Termo
Sifat ini sangat penting sekali terhadap dua titik kontak yang terbuat
dari dua bahan logam yang berlainan jenis, karena dalam suatu rangkaian,
arus akan menimbulkan daya elektro-motoris termo tersendiri bila
terjadi perubahan temperatur suhu.
contoh penerapan dalam kehidupan sehari-hari :
a) semikonduktor : digunakan dalam processor komputer
Bahan-bahan yg termasuk semikonduktor adalah : Silikon (Si) ,
germanium(Ge), Baron(B), dan Arsenik (As).
b) konduktor : untuk pembuatan kabel listrik
misalnya :besi, aluminium, tembaga, dsb.
c) isolator :
-pemisah antara konduktor tanpa membuat adanya arus mengalir ke luar
atau antara konduktor yang memiliki tegangan sehingga
peralatan-peralatan elektronik seprti TV, AC, radio dan lain sebagainya
bisa dioperasikan.
- Dalam dunia kelistrikan dipergunakan untuk menamai alat yang digunakan
untuk menyangga kabel transmisi listrik pada tiang listrik.
-Dalam dunia elektronika yaitu Beberapa bahan, seperti kaca, kertas,
atau Teflon merupakan bahan isolator yang sangat bagus. Beberapa bahan
sintetis masih "cukup bagus" dipergunakan sebagai isolator kabel.
Contohnya plastik atau karet.
d) Superkonduktor : magnet yang digunakan pada mesin MRI
4. Apa yang dimaksud dengan NTC dan PTC pada sebuah penghantar
semikonduktor, jelaskan beserta gambar grafiknya
Jawaban :
PTC dan NTC merupakan resistor yang bergantung atau peka terhadap
perpubahan temperatur, dan sering disebut sebagai thermistor. NTC
(negative temperature coefficient) resistansinya akan semakin kecil bila
temperaturnya naik dan makin besar besar bila temperaturnya turun.
Sebaliknya PTC (positive temperature coefficient), resistensi akan
semakin besar bila temperatur naik dan semakin kecil bila temperatur
turun.
grafik antara nilai temperatur dan nilai resistansi
Make Money at :
http://bit.ly/best_tips
Tugas Pendahuluan
1. Jelaskan apa kegunaan dari “Rangkaian Jembatan Wheatstone“ dan
bagaimana prinsip bekerjanya jembatan wheatstone tersebut !
Jawaban :
Jembatan Wheatstone umumnya digunakan untuk memperoleh ketelitian dalam
melaksanakan pengukuran terhadap suatu tahanan yang nilainya relative
kecil sekali umpamanya saja suatu kebocoran dari kabel tanah/
kortsluiting dan sebagainya dan merupakan suatu susunan rangkaian
listrik untuk mengukur suatu tahanan yang tidak diketahui harganya
(besarannya). Kegunaan dari Jembatan Wheatstone adalah untuk mengukur
nilai suatu hambatan dengan cara arus yang mengalir pada galvanometer
sama dengan nol (karena potensial ujung-ujungnya sama besar). Sehingga
dapat dirumuskan dengan perkalian silang.
Cara kerjanya adalah sirkuit listrik dalam empat tahanan dan sumber
tegangan yang dihubungkan melalui dua titik diagonal dan pada kedua
diagonal yang lain dimana galvanometer ditempalkan seperti yang
diperlihatkan pada jembatan wheatstone.
Make Money at :
http://bit.ly/best_tips
Selanjutnya sobat tinggal melanjutkan
dengan prinsip seri dan pararel hambatan untuk menemukan berapa hambatan
penggantinya. Biar tidak bingung, yuk simak contoh soal dan pembahasan
berikut ini.
Contoh Soal Jembatan Wheatstone 1 |
Soal 1
Amati gambar di atas. Jika diketahui v yang mengalir dari ujung kiri
ke ujung kanan adalah 15 volt. Hitunglah kuat arus yang melalui
rangkaian tersebut
Jawab
dari gambar di atas
R
1 . R
3 = R
2 . R
4
5 . 10 = 5 . 10
sehingga R 5 tidak perlu kita anggap.
R1 dan R4 (dirangkai seri)
R
14 = R
1 + R
4 = 5 + 5 = 10 Ω
R2 dan R3 (dirangkais seri)
R
23 = R
2 + R
3 = 10 + 10 = 20 Ω
R14 dan R23 (dirangkai pararel)
1/R
total = 1/R
14 + 1/R
23
1/R
total = 1/
10 + 1/
20
1/R
total = 2/20 + 1/20 = 3/20
1/R
total = 30/3 = 20/3 Ω
Besarnya kuat arus yang mengalir
I = V/Rtotal = 15x 3/20 = 2,25 Ampere
Jadi dari soal jembatan wheatstone tersebut bisa jawab besarnya arus yang mengalir dalam rangkaian adalah 2,25 A.
Contoh Soal Jembatan Wheatstone 2 |
Amati gambar diatas dan tentukanlah berapa besar hambatan penggantinya!
Jawab
R
1. R
4 ≠ R
2. R
3
Sehingga hambatan-hmbatan tersebut perlu diganti sehingga menjadi
R
a = (2×4) / (2+4+2) = 8/8 = 1 Ω
R
b = (2×2) / (2+4+2) = 4/8 = 0,5 Ω
R
c = (4×2) / (2+4+2) = 8/8 = 1 Ω
(sobat perhatikan urutan perkaliannya)
Sekarang rangkaiannya akan tampak seperti gambar di bawah ini.
Rb dan R2 (dirangkai seri)
R
b2 = R
b + R
2 = 0,5 + 1,5 = 2 Ω
Rc dan R4 (dirangkai seri)
R
c4 = R
c + R
4 = 1 + 1 = 2 Ω
Rb2 dan Rc4 (dirangkai pararel)
1/R
b2c4 = 1/2 + 1/2
1/R
b2c4 = 1
R
b2c4 = 1Ω
Ra dan Rb2c4 (dirangkai seri)
R
total = Ra + R
b2c4
R
total = 1 + 1 = 2 Ω
Jadi dari soal
jembatan wheatstone tersebut bisa jawab besarnya hambatan pengganti adalah 2 Ω
Semoga bermanfaat bagi anda #terbaik